Akibat Banjir,Pelaku UMKM Kacang Sangan, Terendam 2 Ton, Rugi Rp 30 juta - Koran Purworejo

Breaking










Thursday, June 2, 2022

Akibat Banjir,Pelaku UMKM Kacang Sangan, Terendam 2 Ton, Rugi Rp 30 juta



KORANPURWOREJO.COM

PURWOREJO

Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Purworejo pada Rabu pagi (1/6)

 Juga membawa kerugian bagi para pelaku usaha. Salah satunya pelaku usaha kacang kulit sangan yang merugi hingga Rp.30 juta rupiah.

 Heri Suroto (54) yang tinggal di Desa Tangkisan RT 2 RW 2 Kecamatan Bayan. Harus.merugi puluhan juta rupih.

Usaha kacang kulit sangan yang digelutinya sejak lama, saat ini harus terdampak bencana banjir. Akibat merendam rumahnya hingga satu meter lebih. Akibatnya kacang kulit sebanyak 2 ton terkena banjir dan semuanya mengapung Sehingga kacang kulit yang pengolahannya menjadi kacang sangan mengalami kerusakan. Heri Suroto harus mengalami kerugian yang cukup lumayan nilainya.


 “ Akibat bencana banjir ini, dagangan saya terendam semua, tidak sempat mengamankan. Dagangan yang rusak 2 ton ini kerugian saya Rp.30 juta. 

saya berharap ada perhatian dinas instansi terkait kepada para pelaku usaha, sehingga kami bisa melanjutkan usaha kembali,” ungkap Heri Suroto didampingi Sulastri (istri).


Kacang kulit sangan olahannya sudah merambah pasar-pasar lokal Purworejo hingga luar daerah seperti Magelang Semarang Kebumen Jakarta dan beberapa kota lain. Produk kacangnya memiliki 4 label antara lain  Tiga Saudara(TS), Tunggal Roso (TR), Muncul Sari (MS) dan AR.


 Kemasannya sesuai pesanan dari mulai per 1 kilo hingga 10 kilo perkemasan.   

Setiap hari menyangrai kacang dengan cara khusus menggunakan pasir tertentu sehingga memiliki ciri rasa enak yang berbeda. Kacang kulit sangan milik Heri Suroto dikenal memiliki rasa yang gurih dan renyah, sehingga banyak yang mencari. 


Tak heran jika banyak pedagang maupun pecinta kacang kulit sangan yang berdatangan ke rumahnya untuk membeli produknya.

Terkait banjir yang berulang, Heri Suroto berharap ada peninjauan kembali dengan adanya bangunan tanggul sungai.

 “Karena setelah dibuat tanggul sungai, justru  sekarang sering banjir. Aliran air atau parit atau pintu-pintu air memuju sungai kurang banyak dan kurang lebar. 

Sehingga air yang masuk pemukiman akan kesulitan mengalir ke sungai karena tertahan oleh tanggul sungai. 

Jika tidak segera ditangani tidak menutup kemungkinan banjir akan berulang dengan kasus yang sama,” kata Heri Suroto.

Hal yang sama juga disampaikan Basuki (42) yang menggeluti usaha rongsok (barang bekas) yang tinggal di RT 2 RW 2 Tangkisan. 

Basuki meminta pemerintah membuat solusi untuk antisipasi agar tidak menjadi langganan banjir, karena dalam tiga bulan sudah dua kali terjadi banjir" tandas Basuki.

(Nang)


No comments:

Post a Comment