ISRO' MI'ROJ Di MASDJID PITURUH KYAI MAHMUD MARZUKI, MENGAJAK KAUM MUKMIN BERINTROPEKSI. - Koran Purworejo

Breaking




Saturday, February 1, 2025

ISRO' MI'ROJ Di MASDJID PITURUH KYAI MAHMUD MARZUKI, MENGAJAK KAUM MUKMIN BERINTROPEKSI.

Kyai Mahmud Marzuki & K.H. Chalwani. Foto Dok sts.

KORANPURWOREJO.COM

PURWOREJO


"Mari kita sama sama menata hati dulu .Yang pertama , diniati  sukur kepada Allah. Yang kedua. Diniati siar untuk agamanya Allah. Dan yang ketiga. Niat melaksanakan kewajiban selaku umatNya.Allah.

Kulo mbotem bade mrintah penjenengan.Kulo namung badhe maca fatwa.Mugi saged ndayani onten perubahan  peningkatan.

Sing durung ngerti ben dadi ngerti. Sing abot ngibadahe dadi ènthèng. Sing aras arasen, sing kesèt, lan ndableg dadi ono peningkatan amal "


Demikian disampaikan oleh Kyai Mahmud Marzuki. Sebagai pembicara tunggal. Dalam acara Peringatan Isro' Mi'roj di Masdjid Besar Al Irsyad Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jum'at malam Sabtu (31/01/2025 ).

Sebelum sampai acara tausiah. Juga ada acara Mujahadah yang dipimpin Kyai. H. Moh Yasin Syaikhu.

Kyai Mahmud Marzuki saat bertausiah.

Kyai Mahmd Marzuki, meskipun termasuk.Kyai besar di Pituruh. Tapi diawal pengajiannya  juga membuka dengan kalimat yang sangat berkerendahan hati.

Delengo ucapane, ojo dideleng sopo sing  ngucap. Sebab aku ora duwe doyo opo opo. Aku mung nekakno Risalahe Gusti Allah"


Terjemahan longgarnya kira kira begini. Nilai nilai ucapan itu akan masuk dalam hati. Pintu awalnya dari melihat, dan mau mendengarkan. Bukan memandang siapa yang mengucapkan.


Maka jika ada peningkatan yang tadinya,malas  aras arasen, bahkan ndableg. Jadi ada peningkatan. Itu semua atas pemberian dari Allah, atas hidayahnya Allah.


Kemudiian Kyai Mahmud Marzuki memberi pencerahan kupasan secara tuntas perihal masjid ,apa tujuan dan manfaatnya.



Berkait dengan masdjid dimanapun kita tinggal ini tujuannya untuk ibadah 

Yang pertama. Masdjid didirikan  yang pasti atas dasar taqwa. Sebab ada yang didirikan bukan atas takwa. Yaitu masdjid yang didirikan oleh kaum munafikin. 


Dicontohkan oleh Kyai Mahmud Marzuki

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, beliau pernah memerintahkan para sahabat untuk membakar sebuah masjid yang menjadi perkumpulan orang munafikin yahudi. Masjid tersebut dikenal dengan Masjid Dhirar.

Arti nama Masjid Dhirar adalah "masjid bahaya." Masjid ini dibangun oleh orang yang fasik dan jahat dengan tujuan untuk memecah belah umat Islam, dstnya.

 Yang Kedua. Masdjid didirikan sebagai sarana menuju taqwa kepada Allah.

Yang Ketiga. Masdjid didirikan supaya Agama  tegak. Serta Kuat bersinar. Menuju arah taqwa.


"Kita semua yang sudah ngaji malam ini,semua juga dapat ganjaran Allah.

Ngantuk pun bakal dapat ganjaran. Sebab dari rumah sudah niat ngaji,meningkatkan takwanya ke Mardjid. "

Kalimat berbau satire tersebut disambut gelak tawa kaum mukmin yang hadir.


Lalu ,Kyai Mahmud Marzuki menambahkan.

Masdjid  supaya jalan lebih bersinar.  Maka harus ada yang  mengelola yaitu Takmir Masdjid

Mereka adalah  orang  yang  beriman dan ngandel marang Allah. Lan percaya adanya hari kiamat. Maka orang tersebut wajib untuk menghidupkan Masdjid.

Tentu Orang di takmir adalah yang menjalankan sholat, zakat dll. Dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah.

"Itulah kewajiban orang mukmin! Tandas Kyai Mahmud.


Bahkan secara terang terangan Kyai Mahmud Marzuki mengajak para jemaah  untuk berintropeksi diri.


"Masdjidnya megah tapi kegiatane sepi. Hanya Fisik tok. Ora mlaku kegiatan rohanine.Itu sama halnya hanya menyuplay gisi pada jasad. Tapi kegiata rohanine dilaleake. Iku jelas jelas kleru"

Tandasnya.


Bahkan dalam pengajian tersebut Sang Kyai sempat menyinggung perihal Brending Desa yang dianggap baik.


 Yaitu : Pertama harus punya / Ada Masdjidnya.

Kedua  Ono jemaahe pora / Ada jemaahnya tidak.

Ketiga  Ada majelis tak'lim -nya. Jika ketiga  itu ada baru bisa desa tersebut untuk dikatakan baik.


Pada pengajian Isro' Mi'kroj tersebut   Kyai Mahmudin  yang juga imam besar di Masdjid Besar Pituruh. Sempat menyinggung tentang longgarnya  panggilan sebutan Kyai di tengah masyarakat.

" Ojo mung seneng disebut Kyai. Dadi Kyai kui abot. Tegese ora ènthèng. Kaitane ngilmu ulama. Karono ilmune ulama kui okeh sing ngenut. Ulama kui bisa digambarake kaya cahayane umat.

Nyandang sebutan Kyai kui tengere ana telu. Kudu ngerti ilmu akidah kanggo nguatake iman.  Iso njejekake ibadah. Minongko wong sing bisa lan sanggup kanggo njernihake . Mbenerke atine pengenute ben bening lan jejeg imane. Tandas Sang Kyai


Dalam pantauan Media KoranPurworejo Peringatan Isro' Mi'roj di Masdjid besar Pituruh. Para kaum mukmin seperti diajak berfikir, berintropeksi oleh Kyai Mahmud Marzuki.


Nyaris  semua menjadi penyimak setiap yang dituturkan Sang Kyai. Tak satupun orang yang beranjak meninggalkan. Semua audien seperti sedang mengikuti kuliah gratis tentang akidah, dari Kyai Mahmud Marzuki.

(Sumanang Tirta)


No comments:

Post a Comment