Anakan Sungai Wawar Pituruh Dikeruk, BPSDA Probolo Melarang Tanam Apapun Di Tanggul Sungai. - Koran Purworejo

Breaking










Saturday, September 17, 2022

Anakan Sungai Wawar Pituruh Dikeruk, BPSDA Probolo Melarang Tanam Apapun Di Tanggul Sungai.


KoranPURWOREJO.COM

PITURUH  - Upaya entas sawah rawa ( telar )  yang sudah 30 tahun tidak bisa ditanami dan tidak  panen.  Dangkalnya anakan sungai Wawar yang membuat sawah desa Prigelan Ngampel Sikambang dan Pituruh jadi rawa dan tidak pernah panen. Mulaì mendapat perhatian dikeruk.


Pengerukan diawali turunnya Tractor atas kerja BPSDA Probolo Kutoarjo  16 Agustus 2022.

Bermula dari laporan usulan Komunitas Peduli Sungai Tirtajaya yang dibentuk oleh BPSDA Probolo dan berbescam di Pituruh.


Aktifis Sungai Gunadi Suprapto dan Kades Prigelan monitor pengerukan.

Dibenarkan oleh Gunadi Suprapto aktifis peduli sungai Tirta Jaya. 

" Benar bahwa usulan itu bahkan diberikan langsung oleh Pak Sumanang, kepada Gubernur Ganjar Pranowo saya menyaksikan sendiri dengan Mas Endro Sadewo" jelas Gunadi.

Gunadi Suprapto pun berterimakasih pada Probolo. " Cuma sayangnya pengerukan tidak sampai jembatan desa Pepe" imbuhnya.


Ket Presedium Peduli sungai Purworejo,Kades Pituruh,Ngampel,Prigelan Sekdes Sikambang


Kemudian pengerukan diteruskan oleh kesepakatan 4 Kepala desa. Pituruh, Prigelan  Ngampel dan Sikambang dengan cara patungan.

Kasi Dalguna Probolo ,Teguh Dwiharyanto.ST, kepada Media mengatakan.

Pejabat BPSDA Probolo dan mitra peduli sungai.


" Kegiatan ini  selain melakukan tindakan nyata pengerukan dan bersih sungai. Juga sekaligus mengedukasi warga akan pentingnya Sungai sebagai nadi kehidupan". Ungkap Kasi Dalguna, Teguh

Memprihatinkan. Sungai Wawar desa Pepe
menyempit ditanami palawija. 


Namun sayangnya kesadaran masyarakat dinilai masih kurang.Tanggul sungai yang belum kering akibat  kerukan.lumpur, sudah mulai ditanami rumput odot. Bahkan berkesan seperti rebutan saling cepat.


Kasi Dalguna Probolo Teguh, menghimbau.

"Tugas merawat sungai bukan saja jadi tanggungjawab pemerintah semata. Tapi juga tanggungjawab semua masyarakat", Ungkapnya. 


Memalukan Tanggul sungai menuju dukuh Gamblok Pituruh mulai berebut ditanami oleh warga sekitar.


"Dalam aturannya masyarakat dilarang menanam tanaman apapun di tanggul sungai. 

Karena akan berakibat penyempitan badan sungai. Juga jangan membuang sampah di sungai. Dampaknya akan kompleks " tandas Teguh

Teguh berpesan, mari masyarakat yang dilalui sungai, untuk peduli. Supaya sadar. Malulah ! Jangan menanami tanaman apapun di badan sungai.


Mat Tato aktifis peduli sungai ajak warga tidak menanam odot di tanggul.

Sementara itu Mat Tato mengatakan  

"Para aktivis peduli sungai dan sahabat sungai  itu mitra pemerintah. Mari  kita bersinergi untuk terus tidak lelah mengedukasi masyarakat. Supaya mau menjaga kelestarian Sungai dan supaya tidak babjir, Ajak Mat Tato


Fakta dampak banjir dari sempitnya aliran sungai .


Sumanang Tirtasujana, selaku Ketua presedium peduli sungai  Purworejo  juga mengecam keras pada siapapun yang senang mencari keuntungan menanam sesuatu di badan sungai.

" Pokoknya tanggul jangan ditanami apapun. Dengan alasan apapun. Itu tanah sudah jelas batasnya ada tanda cor.  Sudah dibayar gantiruginya. Ayo belajar patuh sekaligus peduli pada sungai" tandas Pak Sumanang.


Sarijo Ampd monitor

Sementara itu, Sarijo Ampd , Aktifis dan korlap peduli sungai Tirtajaya Pituruh, mengatakan.

 " Pentingnya para kades untuk memotori warganya yang bermukim di sepanjang aliran sungai, supaya peduli pada sungai. Jangan main tanam begitu saja. Ini sangat penting. Apalagi pengerukan belum tentu ada 10 tahun sekali " kata Sarijo yang juga Guru SMP di Pituruh.

( Rh/ Sts)



No comments:

Post a Comment