KORANPURWOREJO.COM
Pada 'Rubrik Budaya ' Pekan ini , KoranPurworejo.Com menerima kiriman dari para penulis pelajar. Rubrik Budaya sengaja memberi ruang para penulis untuk berkreasi dalam karya sastra. Mari kita simak Puisi para pelajar tersebut.
1. Dalam Balutan Kata Merdeka
Piuisi: Anisa Destriani
Sejarah tlah bercerita,
tentang perjuangan bangsa
Berani tuk taruhkan nyawa
Demi Indonesia merdeka
Tak ada pengorbanan, yang berujung sia-sia
Gemuruh suara Bung Karno terdengar
Lantang serta mengalun syahdu membakar semangat kalbu.
Menghantarkan gemertak dalam jiwa
Dengan gagah kau berkibar
Si lambang suci merah putih
Menerbitkan buncahan rasa di dada
Gembira, lega, haru, dan bangga
Adalah jembatan emas,
kata merdeka ini
Tak serta merta sebuah akhir
Namun sebuah awal bagi perjuangan
(Purworejo, 23 Maret 2021)
Penulis seorang pelajar tinggal di Purworejo Jawa tengah.2. Perwakilan Rasa
Puisi Himatus Saniyah
Rasa yang tergores syarat akan makna
Tumbuh dalam setiap insane
Mengisahkan tangga nada kehidupan
Semu dalamnya diolah menjadi karya
Tak luput olehnya
Hingga manusia terjerumus dalam buaian manisnya
Membelokkan ke setiap kebajikan
Syahdu membalut setiap angkatan
Hai Kawan!
Rasamu juga tersampaikan
Asal kau tuangkan dalam aturan
Seperti rindu yang tak cukup dalam ucapan
Menceritakan tiap keadaan
(Pituruh, 23 Maret 2021)
3. Perjuangan Pahlawan
Puisi Subhan Birori
Sebatang bambu akan terlihat biasa
Yang tumbuh di tanah Indonesia
Beda dengan yang satu ini
Demi negri bambu runcing memiliki arti
Arti kemenangan dan kemerdekaan
Setetes darah tidak menjadi sia-sia
Walau dipecah, disiksa, atau dianiaya
Tak sedikit pun membuat mundur para pahlawan
Golongan tua atau golongan muda
Semua bersatu untuk negriku
Semangat berapi menjadi bukti
Bukti persatuan dan kekuatan
Perlahan bendera biru disobek
Rhomusa ditendang
Kebebasanpun datang
Disini Proklamasi diumumkan.
( Selasa, 23 Maret 2021 )
Subhan Birori seorang pelajar SMA N 10 Purworejo. Tinggal di Purworejo. Mulai menggeluti dunia puisi sejak masih duduk di SMP.
4. Sang Pemeran Utama
Puisi Dika Ristiningsih
Ia melangkah,
Melawan angin sepoi-sepoi sore itu
Kau kenakan pakaian pelangi
Mengubah mimik wajar aslimu
Menjelma bak Petruk di pewayangan
Menimbulkan gelak tawa mereka
Ia melangkah,
Sorot mata tertuju pada pemeran utama
Riuh tepuk tangan bergema
Bersama aksi komikal yang kau tunjukkan
Bahkan kau tak sadar akan cucuran keringatmu
“Aku bahagia!”, katamu dalam batin
Melihat senyum merengkah tumbuh darinya
Bagaikan burung terbang tanpa sayap
Biusan yang menggiurkan, itu tujuanmu
Ya.. Kau berhasil!
Memikat setiap insan
memberi secercah harapan baru
Itu dahulu, ketika saksi mata masih terbit
Namun, kini senja telah tiba
Aksi komikalmu tak lagi kutemu
Pergi perlahan bersama waktu.
(Pituruh 23 Maret 2021)
5. Ramadhan
Karya: Nofita Fitrianti
Tak terasa hari semakin dekat
Hanya tinggal menghitung Minggu saja
Menuju bulan suci Ramadhan
Siapkan mental, fisik, dan pikiran
Bulan suci Ramadhan hampir tiba
Semua muslim wajib berpuasa
Bulan yang menahan lapar dan dahaga
Di mana pintu surga pun dibuka
Marhaban Ya Ramadhan
Kuatkan iman, rajinlah sembahyang
Segala amal dilipatgandakan
Dan Asma-Mu dikumandangkan
Pituruh, 23 Maret 2021
Nofita Fitriani seorang pelajar di SMA N 10. Menyenangi puisi sejak masuk pendidikan di SMA. Puisi baginya adalah alat untuk berekspresi diri untuk hal yang bernilai nurani.
No comments:
Post a Comment