SMK BHARASA INISIASI PKL DI MASA PANDEMI, Untuk Penuhi Kurikulum SMK - Koran Purworejo

Breaking










Friday, January 15, 2021

SMK BHARASA INISIASI PKL DI MASA PANDEMI, Untuk Penuhi Kurikulum SMK

KORANPURWOREJO.COM

PURWOREKO

" Pembelajaran di masa pandemi seperti sekarang ini jelas berpengaruh kepada materi pelajaran dan cara pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model daring menjadi alternatif untuk kegiatan belajar mengajar. Kemudian banyak keluhan dan pertanyaan menyangkut model pembelajaran daring. 

Keluhan  orang tua diantaranya menyayangkan hilangnya sikap disiplin pada anak. Dari siswa sendiri mengeluhkan materi yang dipelajari begitu banyak tanpa ada diskusi dan tanya jawab, hal ini menyebabkan peserta didik hanya mampu menjawab secara teksbook" Demikian dikatakan Drs.Rachman Sudrajat , Mpd  Kepala Sekolah SMK kesehatan Bhakti Putra Bangsa, kepada KoranPurworejo Jum'at ( 15/1/2021).


Ditambahkan oleh Rachman Sudrajat,

 " Berbeda ketika pembelajaran dilakukan secara luring, peserta didik mampu menjawab dengan bahasa dan pemikirannya (daya nalar) sendiri. Lalu apa keluhan dari pengajar sendiri?


Jelas model pembelajaran daring mempengaruhi kurikulum dan materi yang disampaikan. Tidak sedikit pendidik merasa tidak puas ketika menyampaikan materi hanya secara teori dan dengan model jarak jauh tanpa adanya praktik " urainya.

Di sekolah yang dipimpinnya, SMK Bhakti Putra Bangsa Purworejo merupakan salah satu sekolah kejuruan . Dengan program studi Asisten Keperawatan dan Farmasi mengalami hal yang sama dengan sekolah-sekolah kejuruan yang ada di Indonesia.

Menurut Rachman Sudrajat. Ada beberapa materi pembelajaran yang menuntut praktik secara langsung. Praktik sangat dibutuhkan oleh sekolah-sekolah kejuruan. 


Di sekolah tersebut Rachmat menginisiasi sendiri. Kurikulum pendidikan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga pendidik maupun peserta didik bisa melakukan proses belajar mengajar secara nyaman tanpa khawatir memunculkan klaster baru.


Diperoleh keterangan, di SMK Bhakti Putra Bangsa atau yang dikenal dengan SMK Bharasa merupakan salah satu sekolah kejuruan yang taat akan anjuran pemerintah. Sekolah ini tidak memasukkan siswa/siswinya jika pemerintah melarang, meskipun protokol kesehatan sudah dipersiapkan secara lengkap. 


“Kita yang nota bene sekolah berbasis kesehatan memberi contoh kepada masyarakat untuk mentaati anjuran pemerintah. Meskipun kami sudah berusaha meminimalisir proses penularan dengan melengkapi peralatan standar protokol kesehatan” kata Rahman Sudrajad selaku Kepala Sekolah.



Sekolah ini hanya memasukkan siswa/siswinya di hari Sabtu untuk praktik di laboratorium keperawatan dan farmasi. Masuknya siswa/siswi juga diatur bergantian, setiap praktik hanya member waktu dua jam untuk 10 (sepuluh) peserta didik. Sebelum dan selesai praktik peserta didik dicek kesehatannya oleh petugas. SMK Bharasa untuk jurusan farmasi memproduksi disinfectant dan hand sanitizer sendiri untuk memenuhi kebutuhan lingkungan sekolah dan keluarga besar.


Sebagai sekolah kejuruan, Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi kebutuhan kurikulum untuk mempraktikkan kompetensi peserta didik di lahan praktik. Sebelum pandemic, PKL dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Apotik maupun toko obat. Karena adanya Covid19, PKL diganti dengan Pengabdian Masyarakat. Peserta didik membantu atau melakukan praktik di desa masing-masing dengan melakukan penyuluhan kesehatan. Peserta didik diharapkan mampu membantu Bidan Desa melakukan penyadaran kepada masyarakat tetang pentingnya menjaga kesehatan. Peserta didik juga diharapkan meringankan Bidan Desa melakukan kegiatan Posyandu dan Posbindu. 


Sebelum peserta didik diterjunkan atau dilepas untuk melakukan Pengabdian Masyarakat, mereka terlebih dahulu dibekali materi-materi standar yang dibutuhkan masyarakat dan sesuai dengan kompetensi sekolah menengah kejuruan. Pada tanggal 13 sampai 14 Januari 2021, SMK Bharasa mengadakan Workshop Peningkatan Kompetensi Siswa dengan tema “Peran Penting Tenaga Kesehatan dalam Bermasyarakat”. Workshop yang menghadirkan pemateri dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), Jamu DEKA Muntilan, Masker Binahong, PKU Muhammadiyah Kutoarjo, dan Pijat Bayi diikuti oleh semua peserta didik kelas XI (sebelas) secara bergantian dan menggunakan protokol kesehatan secara ketat seta mematuhi 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).


Antusiasme peserta didik untuk mengikuti jalannya workshop terlihat dengan keseriusan mereka menyimak, mencatat dan mempraktekkan materi. “Seperti yang diketahui bersama, kami sudah lama belajar daring. Mendapatkan pelajaran secara langsung merupakan salah satu pelepas kerinduan, ya…seperti pelepas dahaga” kata Siti Latifah kelas XI Keperawatan 2.


SMK Bharasa yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta, Boro Kulon, Banyuurip Purworejo atau tepatnya di depan RSUD Cokronegoro berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan kurikulum. Selain menuntaskan materi pelajaran secara daring, skill individu peserta didik juga harus di jaga dan terus ditingkatkan. Jiwa kewirausahaan juga di asah untuk mengajak peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Memberi workshop pembuatan jamu tradisional dan masker binahong diharapkan bisa membekali peserta didik sebelum trurun ke masyarakat. 

Hasil kerja kreative siswa dalam PKL

“Kita memilih jamu tradisional sebagai materi worksop tujuannya untuk melestarikan budaya nenek moyang dan sekaligus memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita dan mudah didapatkan. Apa lagi di masa pandemic ini jamu rempah-rempah mengalami lonjakan permintaan, karena rempah-rempah dipercaya bisa menngkatkan system kekebalan tubuh” lanjut Rahman Sudrajad. ( R/ Sts).

No comments:

Post a Comment