KISAH TATOK SANJAYA PEMBERSIH RUANGAN ISOLASI PASIEN POSITIF COVID 19. - Koran Purworejo

Breaking










Wednesday, June 3, 2020

KISAH TATOK SANJAYA PEMBERSIH RUANGAN ISOLASI PASIEN POSITIF COVID 19.



KORANPURWOREJO.COM
PURWOREJO. Sejak munculnya penyakit  pandemi covid 19 di awal bulan Maret 2020. Hingga kini Tenaga Kesehatan telah menjadi ujung tombak. Segala lapisan masyarakat dengan tulus hati  menaruh simpatik, banyak berterimakasih kepada para NaKes.

Ada tenaga yang nyaris luput dari pemberitaan media. Dialah  Tatok Sanjaya (38) seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Type C Purworejo. Totok juga sangat pantas mendapat empaty publik, bahkan bila perlu juga mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah, atau para Wakil Rakyat di Purworejo.
Pasalnya, ternyata dia tetap bertahan, meski ada pekerja yang mengundurkan diri. Karena saking ketakutannya.

KoranPurworejo.Com berhasil mewawancarainya. Senin  (1/6/2020 )  disaksikan Hendro salah seorang anggota DPRD Purworejo, juga didengarkan seksama oleh Wakil Ketua DPRD Yophi Prabowo, SH.

Bagaimana tantangan Tatok Sanjaya,saat tempat kerjanya RS Tipe C Burokulon Banyuurip Purworejo, dijadikan RS isolasi penderita Covid 19. Diakui Tatok , tantangannya  terus bermunculan.
"Nek arep umurmu dowo ojo cedak cedak  Tatok Sanjaya"

Kalimat itu pernah muncul dari kalangan internal keluarganya. 
Istri dan anak anaknya sempat menjauhi dirinya. Karena termakan isyu isyu sesat, ungkapnya.

Warga Desa Sidomulyo Kec Purworejo RT 02/ RW 7, Suami dari Ika Rochyani. Ayah dari Sinta Yulfika dan Nabila, bercerita pengalamannya.


Diakui, "Saya menjadi sedih. Ada ada saja tatangannya. Padahal saya lagi senang senangnya bekerja. Siapa yang tidak ngenes jika kluarga saja turut menjauhi ketakutan dengan diri saya". Imbuhnya.

Tatok, mengaku semua sebagai ujian. Dan dirinya memahami sutuasi yang terjadi di masyarakat. Mungkin karena ada anggapan, begitu terjangkit dipastikan bakal mati. Tapi nyatanya tidak begitu.

Tatok mengakui, dirinya juga sempat merasa takut berlebihan . Karena tugas saya membersihkan semua ruang dan properti (  perabotan) yang digunakan para pasien Corona. 
" Saat mau masuk ruangan para pasien, saya hanya pasrah pada Allah, sambil berdoa sebisa saya.

" Kuncinya Saya hanya patuh petunjuk dokter. Saya percaya sama perintah Pak Dokter. Dan beliau beliau itulah yang memberi semangat saya, sekaligus memberi petunjuk protokoler.

Saat menjelang kerja, tubuh saya disemprot semacam alkohol pembunuh kuman ( desinfektan -red)
Saya kenakan pakaian sesuai protokoler kesehatan. 
Pakai masker 3 lapis, pakai sepatu budd, pakai pelindung tangan. Pakai helm berkaca mika. Memakai jas APD standar WHO , seluruh tubuh terbungkus rapat. Baru Saya melakukan pembersihan properti, sekaligus menyemprot semua kamar dan ruang dengan cairan pembuhuh kuman dan bakteri,  urai Tatok

" Saat itu jumlah pasien Covid sampai 34 orang. Usai melakukan  dari pagi hingga jam 11.00 WIB. Disarankan tanpa boleh minum. Tubuh saya pun mandi keringat karena APD rapat.  
Begitu selesai, APD kami lukar terus harus  dibakar. Padahal itu katanya harganya mahal (?), Urai Tatok.
 
"Lalu saya diruangan khusus mandi semprot alkohol. Setelah itu mandi dengan sabun khusus, baru bisa untuk minum.
Rasanya sudah kaya mau pingsan berbaur lapar dan haus " tambah Tatok.

" Alhamdhulilah.. sampai hari ini saya sehat. Bahkan saya diraphit tes pun tetap negatif.
Saya sangat berterimakasih pada Bapak bapak Dokter. Beliau sangat sayang dan sangat perhatian. Setiap hari kesehatan saya dipantau. Diberi vitamin berkelas. Diberi minuman susu kelas tinggi. 

Kini keluarga saya, istri dan anak anak. Sudah tidak percaya lagi dengan omongan orang yang menghasyut. 

Di desa kami tinggal, Desa Sidomulyo Kec. Purworejo, masyarakatnya juga baik baik.
Menerima kehadiran kami juga baik baik. Apalagi kami juga dibuktikan dengan Raphit tes hasilnya juga negatif.  
"Kemarin saya ikut sambatan bikin rumah lingkungan. Justru diacungi jempol sama kawan kawan di kampung".

Algamdhulilaah .. semua sudah berjalan lancar.  34 pasien corona di RS Type C, sekarang juga sudah pulang semua. 
Kuncinya, patuhi petunjuk protokoler kesehatan. Patuhi aturan pemerintah. "Yakin kita akan selamat ! Tegas Tatok. 
Diakhir kalimatnya,  Tatok mengaku hidup keluarganya sangat pas pasan.  Sehingga motivasi kerjanya tak pernah kendor.  Terbukti dia juga salah satu orang  penerima BLT di desanya.( sts).





No comments:

Post a Comment