KEMENYAN dan TRADISI JAWA. Oleh Stefanus Aan - Koran Purworejo

Breaking










Sunday, May 3, 2020

KEMENYAN dan TRADISI JAWA. Oleh Stefanus Aan



Redaksi Koran Purworejo menerima tulisan berupa Puisi , Cerpen, Essay Budaya, Laporan Pertunjukan. Akan dimuat setiap hari Minggu. Digawangi Sastrawan Sumanang Tirtasujana.

KEMENYAN DAN TRADISI JAWA 

Oleh. Stefanus Aan.

BANYAK  orang yang jika mendengar kata "kemenyan" persepsinya langsung keurusan mistis, horor, supranatural.
Padahal jika anda adalah orang yg tumbuh besar dikalangan tradisi Jawa, pasti akan menyaksikan kebiasaan orang Jawa yang sering membakar kemenyan baik untuk berdoa, mengusir bau ruangan, mengusir nyamuk, sampai merokok tembakau juga dicampur kemenyan agar asapnya wangi.

Membakar kemenyan ala tradisi Jawa.
Sejak orang sekarang mulai mengenal ilmu aroma terapi, ternyata diketahui bahwa aroma kemenyan mempunyai efek menenangkan tapi sekaligus meningkatkan konsentrasi, serta memiliki efek untuk meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh manusia.

Sejarah Kemenyan
Kemenyan bagi orang Yahudi serta orang Yunani dan Romawi, juga disebut Olibanum (dari Arab Al-Lubban) untuk kegiatan berdoa dan upacara.
Bagi orang Kristen juga sering digunakan untuk berdoa, bahkan disebutkan ketika Yesus lahir diberikan tiga buah persembahan oleh tiga Raja dari timur berupa emas, mur, dan kemenyan.
Kemenyan di zaman Nabi dan Salafush Shaleh juga menjadi bagian dari beberapa ritual umat Islam.
Kemenyan di Eropa disebut Styrax Benzoin / Minyak kemenyan

 Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan di dalam berbagai hadits.   "Al-lubban" yang sering digunakan Nabi Muhammad untuk wewangian dirumah merupakan kemenyan dari jenis pohon Boswelia Serrata, sejenis pohon gaharu yang bisa tumbuh di iklim Arab.

 Kemenyan untuk sebuah ritual di Arab

Kemenyan banyak dihasilkan di Semenanjung Arab dan diperdagangkan ke seluruh Timur Tengah, Eropa, samapi dengan Asia sejak 5.000 tahun yang lalu.
Kemenyan yang dari Indonesia khususnya Jawa memiliki karakteristik aroma lebih kuat dengan tekstur resin lebih keras dibanding dengan yang tumbuh di Arab Selatan, Yaman, India, China dan Afrika.
Kemenyan yang dimodifikasi dalam bentuk stick

Kualitas kemenyan yang bagus itulah dalam sejarahnya Ibnu Sina pernah merekomendasikan kemenyan dari jawa ini untuk bahan penambal gigi. Makanya di Arab dikasih nama pembeda, "Lubban Jawi".  Jawi itu bukan hanya merujuk tanah Jawa saja sebenarnya, tapi Bani Jawi, sebutan kuno bagi bangsa Nusantara.
Parfum kemenyan merek Tobarium dari Sumatera Utara.

Perdagangan kemenyan dari Nusantara, Lubban Jawi, teridentifikasi sampai ke Mesir sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu, tercatat dalam sebuah mural yang menggambarkan karung kemenyan diperdagangkan dari Tanah Punt menghiasi dinding kuil Mesir kuno Ratu Hatshepsut, yang meninggal sekitar tahun 1458 SM.
The Cambridge History of Africa juga menyatakan, bahwa para Firaun Mesir kuno mengimpor jenis kemenyan dari Indonesia bersama rempah-rempah. Kemenyan yang diimpor terutama dari Jawa ini berasal dari getah Styrax (nama latin pohon kemenyan, gaharu). Kemudian mengimpor juga kemenyan dari Arab yang jika dicampur dengan kemenyan Jawa akan menjadi bahan baku balsam untuk mengawetkan jenazah Firaun.

Salah satu produk kemenyan di Arab dengan merek Sahara Al Luban.

Penyebutan Nama Kemenyan
Di Arab sering disebut dengan Al-Lubban, di Yunani disebut Olibanum. 
Sedangkan Lubban Jawi, bergeser jadi banja-i, kemudian gum benjamin dan sekarang orang Eropa biasa menyebutnya benzoin.
Dalam ilmu kimia, untuk membedakan dengan benzoin, nama kimia senyawa hidroksi keton, kemenyan diberi nama Resin Benzoin atau Styrax Benzoin.
Jadi jika anda menggunakan wewangian, parfum, atau aroma terapi, atau obat-obatan yang mengandung bahan berasal dari Resin Benzoin, maka ketahuilah itu adalah kemenyan.
Seperti yang terjadi di Milan Italia, Daniela Roche Andrier meramu Benzoin styrax oil (minyak kemenyan) menjadi parfum kelas dunia, dengan nama No. 11 Cuir Styrax yang diluncurkan melalui House of Prada dengan harga sangat mahal.

dirangkum dari berbagai sumber.

* Stefanuss Aan
Adalah Kadin Kominfo Kab.Purworejo.

No comments:

Post a Comment